Hitam, Putih, Pelangi
Kau tak pantas hidup
Kulitmu itu terlalu redup
Kau hitam, menyerap cahaya
Jangan membuat kotor ras manusia
Hei !, Tutup mulutmu kawan
Mengapa kau lontarkan hinaan
Pada sesamamu sendiri, manusia
Oh, sadarkah kau kawan
Ucapanmu tadi membuatku merasa
Kau tak pantas disebut makhluk berakal
Hitam dan putih tak membuatku resah
Bukankah mereka semua indah?
Diatas tuts hitam putih tercipta berbagai melodi
Melodi yang menenangkan hati
Kawan, hilangkan sifat rasisme dalam pikir juga hati
Hai kawan, belajarlah dari pelangi
Mereka membuat lukisan indah di langit
Dengan warna-warni yang berseri
Hitam, putih, pelangi
Jangan ada lagi rasisme dalam diri
Hitam, putih, pelangi
Jadikan negeri ini asri
Dengan keanekaragaman yang berseri
segores puisi yang bagi saya cukup harmoni dan berani dalam mengangkat sebilah ‘stereotipe’ dewasa ini. Apalagi metafora yang dipadukan dalam sajak sang penyair, begitu dekat dengan nostalgia masa kanak-kanak kita^^